ASUMSI DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
MAKALAH
Disusun
Dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Metodelogi Penelitian
Dosen
pembimbing : H. Moh. Arwani, M. Pd
Oleh
:
Ali
wafa
Iskandar
Faiz
arzaki
Nur
Rohmah
Nurul
Arina Solikha
PROGRAM
STUDI MUAMALAH
JURUSAN
SYARIAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AN-NAWAWI
PURWOREJO
2014
ASUMSI
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
I.
PENDAHULUAN
Semenjak kita duduk di bangku kuliah di Perguruan Tinggi, dalam tugas akhirnya,
kita diwajibkan untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang disebut dengan
skripsi. Saat itulah secara teoritik dan pragmatik kita
mengetahui dan terjun langsung ke dalam dunia peneilitian. Penelitian yang kita
lakukan didasari atas rasa keinginantahuan kita sebagai manusia terhadap suatu
hal. Rasa ingin tahu manusia merupakan nalar piker yang di miliki manusia. Otak manusia mempunyai kemampuan
untuk menerima, mengorganisasikan dan menyimpan data, lebih besar dari sekedar
kemampuan mempertahankan hidup saja.
Dari rasa keingintahuan manusia inilah
akan timbul upaya untuk melakukan suatu penelitian, dan dalam penelitian inilah
akan tercipta suatu asumsi dasar dan sebuah hipotesis.disinilah kami sebagai
pemakalah akan mencoba menguraikan tentang asumsi dan hipotesis penelitian.[1]
Kami berharap semoga dengan adanya makalah kami ini akan menambahkan khasanah
keilmuan bagi kita semua, amien.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian Asumsi Dasar ?
2.
Apa pengertian Hipotesis Penelitian?
III.
PEMBAHASAN
A.
Asumsi Dasar
Secara umum,
asumsi didefenisikan sebagai hasil abstraksi pemikiran yang oleh peneliti
dianggap benar dan dijadikan sebagai pijakan untuk mengkaji satu atau beberapa
gejala. Asumsi dianggap benar dan tidak perlu diuji, sedangkan hipotesis perlu
diuji. Oleh karena itu asumsi berkenaan dengan komponen-komponen teori
aksiomatik, maka beberapa istilah yang relevan dengan itu, akan didefenisikan
disini yaitu postulat[2],
aksioma[3],
teoterm, dan generalisasi[4]..[5]
Sebelum
mengumpulkan data asumsi perlu dirumuskan secara jelas, hal ini disebabkan
karena :
1.
Asumsi adalah
tempat berpijak bagi masalah yang sedang diteliti.
2.
Asumsi
digunakan untuk mempertegas variabel.
3.
Asumsi
digunakan untuk menentukan dan merumuskan hipotesis.
Untuk
merumuskan suatu asumsi yang baik ada empat hal yang harus dilakukan :
1.
Peneliti harus
banyak membaca buku, jurnal, buletin dan hasil penelitian yang ber hubungan
dengan masalah yang diteliti.
2.
Mencari
informasi dari berbagai sumber.
3.
Berkunjung
ketempat yang akan diteliti.
4.
Mengadakan
pendugaan, mengabstraksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.[6]
B.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian.[7]
Kemudian jika dilihat dari susunan kata, Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu
“hypo” yang artinya dibawah, dan “thesa” yang artinya kebenaran.
Jadi hipotesis kemudian di Indonesia disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.[8]
Hipotesis
adalah penjelasan (jawaban) sementara terhadap masalah penelitian yang
berkenaan dengan tingkah laku, fenomena, peristiwa tertentu yang telah terjadi
atau yang akan terjadi.[9]
C.
Seluk-Beluk Dalam Hiotesis:
1.
Perumusan
hipotesis
Perumusan
hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian
yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan
hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Dalam suatu
penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis
statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan
terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat
bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan
hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya
adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori
yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori
yang digunakan masih diragukan kehandalannya.[10]
Kemudian Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Hipotesis
hendaklah menyatakan pertautan antara hububgan maupun perbedaan.
b.
Hipotesis
hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif[11]
atau pernyataan.
c.
Hipotesis
hendaklah diumuskan secara jelas dan padat.
d.
Hipotesis
hendakllah dapat diuji.[12]
2.
Bentuk-bentuk
hipotesis :
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis
Deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis
Komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.
Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda,
atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis Assosiatif
Hipotesis
Assosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu
yang menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. [13]
3.
Jenis-jenis
hipotesis:
Ada dua jenis hipotesis yang sering digunakan
dalam penelitian, yaitu:
a.
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif
(ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja:
1)
Jika…………….maka………..
Contoh: jika orang banyak makan, maka berat
badannya akan naik.
2)
Ada perbedaan antara……dan…..
Contoh: Ada perbedaan antara orang kaya dan
orang miskin dalam berpakaian.
3)
Ada
pengaruh…………terhadap…………
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat
badan.
b.
Hipotesis Nol
(null hypotheses )
Hipotesis nol
sering disebut sebagai hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu dengan perhitungan statistik.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak
ada pengaruh variabel X dan Y. Rumusan hipotesis nol:
1)
Tidak ada perbedaan antara………….dengan…………..
Contoh: Tidak
ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam
disipsin kuliah.
2)
Tidak ada
pengaruh…………..terhadap ……………
Contoh: Tidak
adak pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah. [14]
Ada tiga (3)
jenis asumsi, antara lain :
1. Aksioma,
yaitu suatu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian karena
kebenarannya sudah membuktikan sendiri. Misalnya, “Keseluruhan itu lebih
besar daripada tiap bagiannya”.
2. Postulat,
yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian atau
suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya. Postulat biasa
diajukan untuk menyamakan pengertian suatu istilah atau ungkapan dalam suatu
argument, sementara dilangsungkan pembahasan mengenai suatu masalah tertentu.
Misalnya, “Kurangnya motivasi belajar siswa merupakan faktor penting
yang mendorong kemalasan siswa mempelajari bahasa Arab.”
3. Pangkal
pendapat (premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene) ordo
pertama atau kedua. Entimen ordo pertama adalah suatu silogisme yang
pangkal pendapat pertama tersirat. Suatu silogisme yang pangkal pendapat
pendamping (perantara) tersirat adalah entimen ordo kedua.
4.
Menguji hipotesis:
Untuk dapat
menguji hipotesis, si peneliti menentukan sampel, alat (instrumen), rancangan
penelitian, dan prosedur yang memungkin si peneliti mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis sedemikian rupa
sehingga
peneliti dapat menentukan tingkat validitas[15]
dari hipotesis. Menguji hipotesis untuk mengetahui variabel-variabel mana yang
berhubungan sama pentingnya dengan mengetahui variabel-variabel mana yang tidak
berhubungan.[16]
5.
Manfaat hipotesis penelitian
Hipotesis dalam
suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat
dirinci sebagai berikut :
a.
Memberikan arah
yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.
b.
Membantu
menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan ruang lingkup (skope)
penelitian.
c.
Membantu
mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data, pengolahan data
serta analisisnya.
d.
Mencegah
terjadinya suatu penilitian yang tak terarah dan menghindarkan cara pengumpulan
data yang tak relevan dengan masalah yang diteliti.[17]
IV.
KESIMPULAN
Dari ketrangan dalam makalah diatas
kami sebagai pemakalah dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Asumsi
didefenisikan sebagai hasil abstraksi pemikiran yang oleh peneliti dianggap benar dan dijadikan sebagai pijakan
untuk mengkaji satu atau beberapa gejala.
Hipotesis
adalah penjelasan (jawaban) sementara terhadap masalah penelitian yang
berkenaan dengan tingkah laku, fenomena, peristiwa tertentu yang telah terjadi
atau yang akan terjadi. Peneliti bukan membuktikan hipotesisnya tapi
mengumpulkan data yang mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Adapun seluk
beluk dalam hipotesis yaitu meliputi: perumusan hipotesis, jenis-jenis
hipotesis, menguji hipotesis, dan manfaat dari hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Proedur Penelitian Suatu Pendekaan
Praktik,. Jakarta: PT RINEKA PUSTAKA
Machfoed, Ircham. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif &
Kualitatif, (Yogyakarta: Fitramaya
Pohan, Rusdin. 2007. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Lanarka Publisher
[2] Asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu
membuktikannya; anggapan dasar; aksioma.
[3] Pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.
[4] Perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian,
hal.
[7] Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian
Pendidikan, (Yogyakarta : Lanarka Publisher, 2007), Hlm. 31.
[8]
Suharsimi Arikunto, Proedur Penelitian Suatu Pendekaan Praktik, (Jakarta:
PT RINEKA PUSTAKA, 2006). Hlm. 71.
[11]
bersifat pernyataan ringkas dan jelas
[12]
Ircham Machfoed, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,
(Yogyakarta: Fitramaya, 2013), Hlm. 21.
[14]
Suharsimi Arikunto, Proedur Penelitian Suatu Pendekaan Praktik,
(Jakarta: PT RINEKA PUSTAKA, 2006). Hlm. 73-74
[15] sifat benar menurut bahan bukti yg ada, logika berpikir, atau
kekuatan hukum; sifat valid; kesahihan: menentukan -- suatu tes dng tepat
memang sukar.
[17] Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian
Pendidikan, (Yogyakarta : Lanarka Publisher, 2007), Hlm. 32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar